Apple iPhone
Belum 1 tahun berlalu sejak kedatangan iPhone di Jepang, salah satu operator seluler di Jepang, SoftBank, mengumumkan program “iPhone for Everybody” yang memberikan iPhone 3G 8GB secara gratis asalkan menandatangani kontrak eksklusif selama 2 tahun dengan operator tersebut. Kenapa bisa tidak laku?
Kalah Fitur dan Standar Yang Tinggi
CEO Apple Steve Jobs boleh berkata bangga atas penjualan 10 Juta Apple iPhone di tahun 2008 di seluruh dunia, namun kesuksesan itu tidak berlaku untuk Jepang. Masyarakat Jepang bisa dibilang telah membentuk suatu budaya baru yang melibatkan perkembangan teknologi telepon selular (handphone). Kebutuhan dan fasilitas yang diberikan oleh handphone-handphone di Jepang sudah sangat kompleks yang menyebabkan handphone pendatang baru sudah pasti akan takluk apabila tidak mengejar ketinggalan mereka. Apa penyebabnya?
Kebutuhan Akan Text Messaging (Email Messaging) Yang Sangat Tinggi
Text Messaging atau yang biasa dikenal dengan SMS (di Jepang lebih populer dengan pengiriman Email) adalah fitur sederhana yang semua handphone pasti punya. Namun kenapa iPhone bisa kalah karena hal ini? Jawabannya adalah karena kemudahannya. Sebagian besar orang Jepang mampu mengetikkan kalimat di handphone mereka dengan cepat. Respon layar sentuh yang lambat dan tidak adanya fitur emoji (mail emoticon Jepang) dari iPhone mengurungkan niat mereka untuk membelinya.
Fasilitas Pembayaran Elektronik
Hampir semua barang dan jasa yang dijual di Jepang menerima fasilitas kartu kredit. Dan sebagian besar handphone di Jepang sudah mendukung fasilitas pembayaran ini. Penggunaan handphone sebagai sarana pembayaran elektronik telah membudaya di Jepang sehingga orang tidak bisa terlepas dari handphone mereka.
Jumlah Fitur Yang Ditawarkan
Handphone di Jepang memiliki banyak fitur yang terkadang membutuhkan keahlian khusus untuk mengoperasikannya. Dengan budaya masyarakatnya yang melek teknologi, fitur-fitur tersebut merupakan sebuah keharusan untuk handphone yang dijual di Jepang. Walau beberapa fitur tersebut ada yang tidak digunakan, pembeli-pembeli di Jepang sering membanding-bandingkan handphone satu dengan yang lainnya dari segi fitur dan spesifikasi yang ditawarkan. Semakin kaya fiturnya, handphone tersebut akan semakin diminati.
Handphone Adalah Penentu Tren Fashion
Gantungan HP - japanesestreet.com
Seorang wanita di Jepang menolak untuk membeli iPhone karena tidak bisa dililitkan strap atau ‘gantungan HP’. Desain iPhone yang mulus dan trendi itu pun tidak disambut baik oleh masyarakat Jepang karena mereka lebih menginginkan desain handphone ‘clam shell’ yang layarnya bisa dilipat dan ditutup. Karena kebutuhannya yang krusial, maka handphone pun menjadi aksesoris fashion yang tak terpisahkan dari muda-mudi Jepang. Namun kini telah beredar banyak aksesoris iPhone seperti dompet dan casing untuk menutupi ‘ketidakmampuan’ tersebut.
Pemilik Handphone Umumnya Tak Punya PC
Sama seperti Indonesia, pemilik handphone di Jepang umumnya tidak memiliki PC. Tapi berbeda dengan banyaknya counter-counter HP di Indonesia yang menawarkan fasilitas transfer data untuk musik dan games, tidak halnya demikian di Jepang. Konten musik dan video tersebut dapat di download dan dimainkan secara langsung dengan fasilitas internet yang disediakan oleh i-mode ke dalam handphone mereka. Hal ini akan menyulitkan pemilik iPhone di Jepang untuk mentransfer musik yang harus diunduh melalui iTunes di PC.
Dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut, Apple iPhone harus segera menyesuaikan produk mereka dengan tuntutan dan permintaan pasar handphone di Jepang. Ini bukan kali pertama produsen handphone pendatang mengalami kesulitan memperoleh pasar di Jepang, Nokia sebagai produsen handphone yang terkenal di seluruh dunia terpaksa harus hengkang dari Jepang karena tidak mampu bersaing dengan pasar. Akankah hal yang sama juga terjadi untuk iPhone?
Sumber terlampir didalam tautan-tautan artikel.
0 komentar:
Posting Komentar