BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembahasan mengenai hal ini berkisar sekitar dasar-dasar pembentukan strategi. Atau dengan kata lain, ingin diketahui pola umum perkembangan strategi didalam suatu organisasi, dan keterlibatan pihak manajerial pada formulasi dan pembentukan strategi.
Strategi sendiri bagi suatu organisasi / perusahaan sangat penting, terlebih lagi melalui proses perumusan secara analitis dan dengan sengaja. Dengan perumusan strategi secara analitis dan dengan sengaja, akan memberikan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.
Dalam sepuluh tahun terakhir ini, penemuan dan kemajuan teknologi informasi berkembang sedemikian dramatis, sehingga kebutuhan organisasi untuk memiliki manajer yang menguasai teknologi ini menjadi semakin penting. Hal ini menjadi tuntutan mutlak bagi para manajer, kalangan profesional dan para pegawai tata usaha, untuk memungkinkan mereka melaksanakan tugas-tugas yang berbasis informasi secara lebih produktif serta dapat memanfaatkan sumber-sumber informasi organisasi dengan cara-cara baru. Disamping itu, aplikasi teknologi informasi yang canggih bagi suatu organisasi juga dimaksudkan untuk mengantisipasi lingkungan organisasi yang berubah cepat dan meningkatkan kemampuan kompetitif organisasi tersebut. Untuk kepentingan ini, maka suatu investasi untuk membangun sistem informasi yang canggih merupakan salah satu strategi organisasi yang sangat tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Pengembangan Organisasi
Pengembangan Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian.
Alasan akan pentingnya pengembangan Organisasi
Perubahan adalah pertanda kehidupan
Perubahan memberikan harapan
Pengembangan merupakan tanggapan atas perubahan
Pengembangan merupakan usaha untuk menyesuaikan dengan hal baru
Semenjak berakhirnya Perang Dunia II, perkembangan dunia disibukkan oleh adanya proses pencarian keadilan lebih lanjut. Salah seorang pemikir yang menelurkan pemikiran mengenai pencarian keadilan adalah Karl Marx. Marx melahirkan sebuah doktrin Marxisme yang ingin menciptakan suatu masyarakat tanpa kelas. Dasar pemikirannya adalah untuk menciptakan suatu keadaan yang lebih adil dimana kelas-kelas yang sebelumnya diisi oleh pertentangan terutamanya antara kelas borjuis dan kelas proletar bisa dihilangkan dengan menciptakan suatu kondisi tanpa kelas. Pandangan inilah yang mengilhami banyak pemikir di kalangan negara-negara Dunia Ketiga (Asia, Afrika, dan Amerika Latin) mengenai kesenjangan yang mereka hadapi dengan negara-negara bekas penjajah mereka.
Untuk itu, walaupun tidak semua pemikir Dunia Ketiga setuju untuk mengilhami pemikiran Marx, pemikir ini sebenarnya tetap menggunakan core dari pemikiran Marx. Untuk lebih memperjelas pendalaman mereka terhadap bentuk-bentuk ketidakadilan, mereka melihatnya dalam hubungan-hubungan langsung antarnegara yang banyak terangkum dalam hubungan-hubungan di dalam organisasi internasional. Ketergantungan merupakan salah satu bentuk yang dianggap oleh banyak pemikir sebagai sumber dari ketidakadilan, dan oleh karenanya dalam menganalisis hal ini, Yosh Tandon (1978:377) mengemukakan dua perspektif berbeda dari negara-negara Dunia Ketiga mengenai pentingnya organisasi internasional. Pertama, kaum revolutionaries, yaitu negara-negara yang menganggap hubungan yang terjalin dalam organisasi internasional adalah bentuk penjajahan murni, bentuk pengemukakan ketidakadilan yang nyata, sehingga mereka cenderung untuk tidak terlibat langsung dalam organisasi internasional. Dicontohkan dalam hal ini, Palestinian Liberation Organization (PLO) yang ternyata malah menjadi tergantung kepada Liga Arab bagi sumber finansialnya daripada untuk memandirikan mereka, dan inilah yang sering dikemukakan oleh negara-negara revolutionaries seperti Cina dan Vietnam yang tidak ingin terlibat dalam organisasi internasional sampai mereka menjadi negara kuat terlebih dahulu. Kedua, kaum reformism yang memandang penggunaan organisasi internasional justru akan mengurangi ketergantungan mereka, terutama terhadap negara-negara maju. Munculnya pemikiran semacam pemikiran Marx di negara-negara Dunia Ketiga juga tidak terlepas dari penelitian-penelitian mereka mengenai dependencia dan developmentalist. Seperti yang kita ketahui bersama, negara-negara Dunia Ketiga merupakan negara bekas jajahan yang dapat dikatakan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan sistem internasional saat itu. Ketertinggalan menyebabkan negara-negara Dunia Ketiga amat membutuhkan pembangunan dan kerjasama yang banyak dituangkan di organisasi internasional. Padahal, sistem internasional yang ada pada saat itu banyak melahirkan bentuk-bentuk penjajahan baru dengan lebih banyak mengorbankan negara-negara Dunia Ketiga. Inilah yang kemudian menimbulkan pemikiran mencari bagaimana bentuk kerjasama internasional yang lebih adil di dalam negara-negara Dunia Ketiga itu sendiri.
Dalam perkembangannya, dunia internasional ternyata membutuhkan lebih lanjut sosok pemikiran mengenai kerjasama internasional yang mampu mengatasi persoalan yang lebih rumit dan luas. Kita mungkin banyak menyadari bahwa kita ternyata hidup di dunia yang satu, dunia yang sama. Permasalahan-permasalahan yang ada bukanlah lagi merupakan permasalahan lokal, permasalahan negara itu saja. Namun, permasalahan yang ada adalah permasalahan bersama, permasalahan global, seperti Richard Sterling contohkan yaitu permasalahan nuklir, ledakan penduduk, polusi udara, revolusi komunikasi, kemakmuran bersama, dan kemiskinan global. Untuk itu pula, kita juga membutuhkan solusi global dan pada saat yang bersamaan, munculah pandangan baru bernama Globalist.
Pandangan Globalis adalah memandang permasalahan yang ada dari sudut pandang dunia. Pandangan ini, tidak seperti Fungsionalis ataupun Marxist, memandang segala sesuatunya dari dunia, tempat dimana seluruh bagian dari sistem itu bekerja. Penekanan lebih lanjutnya adalah tercermin dalam berbagai organisasi internasional yang memperjuangkan paham ini, yaitu untuk mempertahankan keberlangsungan dunia, termasuk di dalamnya makhluk hidup yang menghuninya terutama manusia, dengan berbagai fungsi-fungsi bagiannya yang lebih luas dan lebih efisien. Pemikir lainnya, John Burton mengatakan bahwa jika memasukkan terminologi masyarakat dunia dalam hubungan internasional yang ada selama ini, maka kita akan mendapatkan sesuatu yang lebih luas, dimana di dalamnya akan terdapat banyak solusi untuk permasalahan peradaban manusia yang tentunya juga masih sangat relevan dengan kepentingan nasional masing-masing negara. Sterling kemudian menyarankan untuk membentuk suatu institusi semacam organisasi internasional yang dikemas dalam perspektif global yang nantinya akan banyak memberikan jawaban-jawaban terhadap permasalahan global. Barbara Ward dan Rene Dubos dalam bukunya Only One Earth: The Care and Maintenance of a Small Planet pun juga mengatakan pentingnya pemecahan masalah bersama secara global yang harus dilakukan segera karena permasalahan itu terlihat sangat kompleks dan mengancam kedudukan kita sebagai umat manusia daripada hanya membahas masalah dari aspek kedaulatan negara semata, dan akan lebih baik lagi jika justru pemerintah dari masing-masing negara mendiskusikan permasalahan ini secara bersama, mungkin melalui semacam organisasi internasional.
Seperti yang dikemukakan di atas, ketidakadilan telah mengemuka di pergulatan dunia sejak dahulu kala. Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin banyak pemikir yang memberikan solusi bagi penyelesaian masalah ketidakadilan tersebut. Pemikir yang mulai menampakkan inti dari ketidakadilan tersebut mungkin saja dimulai dari pemikiran seseorang bernama Karl Marx dengan langsung menyinggung permasalahan antarkelas, bukan lagi antaraktor yang terlalu luas seperti antara individu dan negara, walaupun Marx pernah mengakui bahwa pemikirannya bukanlah berasal dari dirinya seorang. Dalam hubungan internasional, banyak sekali dijumpai ketimpangan, dan dalam ekspresi lebih lanjut mengenai hubungan internasional yang dituangkan dalam organisasi internasional, maka pemikiran Marx juga masih relevan untuk digunakan. Marx adalah sosok yang ingin menciptakan suatu kondisi tanpa kelas, sehingga pemikirannya juga dapat disebut sebagai pemikiran Strukturalis karena kondisi tanpa kelas merupaka struktur yang ingin diciptakan oleh Marx.
Samuel P. Huntington dalam bukunya mengatakan bahwa Perang Dingin membawa tatanan dunia internasional ke dalam tatanan yang lebih teratur dimana hanya terdapat dua ideologi besar yang menguasai dunia pada saat itu. Pada saat itu, sisi pertama diwakili Barat dengan ideologi liberal dan Soviet dengan ideologi komunisnya dimana negara-negara yang menjadi center dari kedua ideologi tersebut dianggap sebagai negara inti. Selain negara inti, terdapat pula negara-negara tepi yang merupakan tarikan dari negara-negara inti tersebut. Sistem dualisme ini belum begitu kentara memperlihatkan kesenjangan yang ada pada saat itu, walaupun pasti tetap saja terdapat ketimpangan itu. Setelah Soviet ambruk, dan dengan ambruknya Soviet yang membuktikan kerapuhan tatanan internasional pada saat itu karena selain tidak adil juga tidak mampu memberikan kemakmuran, mulai bermunculan negara-negara kuat baru dengan core-pheriperal-nya sendiri, maka tatanan internasional dunia semakin menjadi lebih kompleks dan heterogen. Dapat kita lihat sekarang, di dalam sebuah organisasi internasional terbesar, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terjadi begitu hebat tarik-menarik kepentingan antarnegara dan mungkin saja menyebabkan PBB mulai tidak dapat lagi menjalankan perannya sebagai penjaga perdamaian. Dalam judul yang berbeda, namun masih dalam satu buku ciptaannya, Huntington juga menyinggung adanya universalism Barat yang berusaha untuk menyebarkan doktrin ajarannya, paling tidak di dua peradaban besar lainnya, Islam dan Cina, seperti doktrin mengenai pasar bebas, pemerintahan yang terbatas, menjunjung tinggi hak asasi manusia, individualisme, peran hukum, dan pengejewantahan itu sema dalam institusi. Ini bisa saja menyebabkan terjadinya crash peradaban yang akan semakin memperburuk hubungan internasional dan mungkin akan menyebabkan terjadinya perang selanjutnya yang dibahas dalam judul lainnya oleh Huntington dalam bukunya yang sama.
Untuk sementara kita meninggalkan pemikiran Huntington, dan melesat jauh menuju kekeadaan dunia sekarang yang bergerak lebih cepat akibat adanya globalisasi. Dalam artikelnya, Robert O. Koohare dan Joseph S. Nye, Jr. merumuskan bahwa para modernis berkata perkembangan informasi akan mengubah dominasi negara dalam politik dunia sejak jaman feodal ke aktor internasional lainnya seperti multinasional corporation ataupun transnational social movements ataupun organisasi internasional dikarenakan masyarakat suatu tempat menjadi lebih mudah dalam berintegrasi dengan masyarakat di daerah lain dan cepat dalam mengetahui suatu informasi sehingga dapat dikatakan kita sedang berada dalam suatu tempat dengan jarak yang teramat dekat atau disebut global village. Hal ini akan memberikan dampak dalam tatanan internasional dimana hubungan tidak lagi didominasi oleh aktor negara saja dan mungkin saja akan membentuk suatu tatanan masyarakat global yang menurut Chris Brown berarti suatu masyarakat yang memiliki common interest dan common identity untuk menciptakan kesejahteraan bersama, solidaritas, dan hubungan yang baik yang melingkupi semua umat manusia. Untuk itu semua, dibutuhkan suatu wadah yang dapat digunakan secara bersama. Untuk yang satu ini, kembali dalam pemikirannya Koogare dan Nye, terdapat suatu pemikiran tradisionalis yang menganggap bahwa peran negara masih sangat dibutuhkan walaupun peran aktor internasional lainnya memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi wadah terbentuknya suatu masyarakat global karena ternyata negara masih menjadi faktor pendorong penting. Dapat dilihat dalam perkembangan era globalisasi sekarang, walaupun sebagai contoh, pengguna internet di seluruh dunia mengalami peningkatan cukup tajam hingga mencapai sekitar satu milyar orang pada tahun 2005, pengguna internet ternyata masih hanya mencapai seperenam dari total seluruh penduduk dunia, terlebih lagi jika kita menggunakan indikator globalisasi lainnya seperti pemakai telepon, dsb.
Salah satu organisasi internasional di kawasan yang cukup dekat dengan Indonesia adalah Association of South East Asian Nations atau ASEAN. ASEAN selama ini dikenal sebagai suatu organisasi yang dekat dengan penciptaan ide nsuatu masyarakat global di kawasan. Untuk itu, melalui sebuah buku karangan Rudolfo C. Severino,7 kita dapat melihat tujuan dari pembentukkan ASEAN untuk memperkuat kerjasama regional di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang dapat lebih memperkuat ketahanan nasional masing-masing negara anggota sehungga akhirnya dapat memberikan dampak positif bagi ketahanan regional.
PENGEMBANGAN ORGANISASI
Ada beberapa pengertian mengenai Pengambangan Organisasi, yaitu ;
1.
PO merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu organisasi
2. PO merupakan suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi
3. PO lebih menekankan pada system sebagai sasaran perubahan
4.
PO meliputi perubahan yang sengaja direncanakan
Pengembangan organisasi mengukur prestasi suatu organisasi dari segi efisiensi, efektifitas dan kesehatan :
1. Efisien dapat diukur dengan perbandingan antara masukan dan keluaran, yang mengacu pada konsep Minimaks (Masukan minimum dan keluaran maksimum).
2. Efektifitas adalah suatu tingkat prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya artinya kesejahteraan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
3. Kesehatan organisasi adalah suatu fungsi dari sifat dan mutu hubungan antara para individu dan organisasi yaitu hubungan yang dinamis dan adaptabilitas
Tujuan Pengembangan Organisasi ;
1.
Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota organisasi
2.
Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
3. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi
4.
Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri
Sifat-sifat dasar PO :
1. PO merupakan suatu strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, perubahan yang dimaksud harus mempunyai sasaran yang jelas dan didasarkan pada suatu diagnosis yang tepat mengenai permasalahan yang dihadapi oleh organisasi
2. PO harus berupa kolaborasi antara berbagai pihak yang akan mengalami dampak perubahan yang akan terjadi, keterlibatan dan partisipasi para anggota organisasi harus mendapat perhatian
3.
Program PO menekankan cara-cara baru yang diperlukan guna meningkatkan kinerja seluruh anggota organisasi
4.
PO mengandung nilai-nilai humanistic dalam arti bahwa dalam meningkatkan efektifitas organisasi, potensi manusia harus menjadi bagian yang penting
5.
PO menggunakan pendekatan kesisteman yang berarti selalu memperhitungkan pentingnya inter relasi, interaksi dan inter dependensi
6.
PO menggunakan pendekatan ilmiah untuk mencapai efektivitas organisasi
Nilai-nilai dalam PO :
1. Penghargaan akan orang lain
2. Percaya dan mendukung orang lain, sedangkan individu sendiri harus mempunyai tanggung jawab
3.
Pengamanan kekuasaan (mengurangi tekanan pada wewenang)
4.
Konfrontasi (masalah yang tidak disembunyikan)
5. Partisipasi (melibatkan orang-orang yang mempunyai potensi dalam proses pengembangan organisasi).
Proses Pengembangan Organisasi ;
1. Pengenalan masalah
2. Diagnosis Organisasional
3. Pengembangan strategi perubahan
4. Intervensi
5. Pengukuran dan Evaluasi
Perspektif tentang perubahan :
1.
* Perubahan selalu terjadi di mana saja, bahkan dapat dikatakan tidak ada yang abadi (kecuali perubahan tersebut)
*
Perubahan bersifat universal (di mana saja, kapan saja, serta dihadapi oleh siapa saja)
* Reaksi terhadap perubahan, berbeda-beda
* Karena itu pemahaman mengenai proses perubahan, hal-hal yang harus diperhatikan dalam suatu proses perubahan, rekasi terhadap perubahan, dan cara memanajemen reaksi tersebut secara efektif perlu dicermati, terutama oleh pimpinan puncak organisasi
Pendekatan melakukan perubahan :
1. Pendekatan kekuasaan sepihak, dimana atasan melalui kekuasaan dan wewenang dapat menyarankan untuk melakukan perubahan yang dapat dilakukan dengan tiga cara :
1. Dekrit
2. Pergantian
3. Struktur
2. Pendekatan bersama :
Dilakukan dengan cara ;
a. Keputusan kelompok
b. Pemecahan dalam kelompok
1.
Pendekatan Delegasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ;
a. Keputusan kelompok
b. Kelompok latihan kepekaan
Desakan untuk melakukan peubahan atau sumber-sumber perubahan
Menurut Indriyo Gito Sudarmo, dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Dari dalam :
1.
* Perubahan nilai kerja
* Produk Uang
* Masalah proses organisasi
1. Dari Luar
1.
* Persaingan
* Perubahan permintaan konsumen
* Ketersediaan sumber-sumber
* Teknologi
* Sosial Politik
Menurut Wilson, Desakan untuk melakukan perubahan / sumber-sumber perubahan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Dari dalam
1.
* Visi, Misi, dan Filosofi baru
* Strategi baru
* Redifinisi core business
* Restrukturisasi dan re-engineering organisasi
* Kondisi SDM
* Perubahan budaya organisasi
1. Dari Luar
1.
* Kondisi Ekonomi
* Nilai-nilai politik
* Perubahan kondisi pasar
* Teknologi baru
* Peraturan baru
* Standar dan kualitas baru
Penolakan terhadap perubahan :
1. Penolakan oleh individu, karena ;
1.
* Ketakutan akan kehilangan, kegagalan, sesuatu yang tidak diketahui
* Ketidak mampuan beradaptasi
* Ketidak percayaan terhadap manajemen
* Ancaman terhadap keterampilan
1. Penolakan organisasi, karena :
1.
* Ancaman terhadap struktur kekuasaan
*
Keengganan merubah struktur yang sudah stabil
* Sub system atau system hubungan
* Biaya besar
Mengatasi penolakan terhadap perubahan :
Metode yang digunakan dan dalam situasi yang dihadapi :
1. Pendidikan dan komunikasi
Jelaskan hakekat perubahan, mengapa perubahan perlu dilakukan, jelaskan masalah yang berkaitan denganperubahan, berikan pemahaman yang logis dan rasional terhadap perubahan, dilakukan bila : terjadi adanya kekurangan informasi dan informasi yang akurat mengenai perubahan
1. Keterlibatan dan Partisipasi
Libatkan bawahan dalam perubahan, dilakukan bila : pemilik gagasan tidak memiliki sebuah informasi yang diperlukan untuk mendesain perubahan
1. Dukungan
Bangkitkan dukungan dari kekhawatiran pekerja
Agen-agen perubahan :
Agen perubahan merupakan orang-orang baik konsultan maupun manajer yang mempunyai perspektif baru (mampu menciptakan efisiensi, efektifitas dan kesehatan organisasi) di dalam perubahan atau pengembangan organisasi atawa orang-orang yang membawa gagasan baru dan pendapat atau solusi yang membantu anggota organisasi.
ANALISIS DAN INTEPRETASI DATA
Kegiatan Pengembangan Organisasional merupakan upaya mewujudkan perubahan berdasarkan data. Data yang dikumpulkan digunakan oleh mereka yang menyediakan data tersebut dan tidak jarang berakibat secara positif dalam arti menunjukkan cara-cara yang dapat ditempuh oleh para anggota organisasi yang biasanya bersama konsultan PO untuk meningkatkan efektivitas organisasinya.
Langkah-langkah pengumpulan Data
1. Mendefinisikan sasaran yang ingin dicapai melalui program perubahan yang akan dilakukan
2. Mengidentifikasikan variabel-variabel sentral yang terdapat dalam situasi yang dihadapi seeperti perpindahan pegawai, kinerja yang kurang memuaskan dan lain sebagainya.
3.
Memilih metode pengumpulan data apa yang akan digunakan
4.
Mnegkondisikan klien, jenis dan mutu informasi yang diperlukan, penggunaan inrormasi yang terkumpul, berbagai instrumen lain yang dapat digunakan
5. Wawancara
6. Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data
7. Analisis Data
8. Evaluasi Efektivitas Pengumpulan data
Proses pengumpulan data dapat dibagi menjadi :
1. Observasi / Penelitian
2. Interview / Wawancara
3. Quisioner / Pertanyaan
4. Dokumen Perusahaan
Pentingnya Pengumpulan Data bagi konsultan PO :
1.
pengumpulan data meletakkan dasar bagi organisasi untuk mulai meninjau proses yang berlaku dalam organisasi, dengan memfokuskan perhatian pada bagaimana caranya mereka berkarya dan apa dampak cara tersebut terhadap kinerja para anggota organisasi yang bersangkutan
2.
Pengumpulan data sering memulai terjadinya proses mawas diri atau penilaian oleh para anggota organisasi dan tim kerja dalam organisasi yang pada gilirannya mengarah pada peningkatan kemampuan untuk memecahkan masalah
UMPAN BALIK
Konsultan PO hendaknya mengerti akan arti pentingnya umpan balik, karena dengan umpan balik yang faktual, objektif dan tepat waktu PO dapat mengetahui :
1.
Secara pasti hasil dan dampak keterlibatan PO di sebuah perusahaan, dan dengan umpan balik maka PO dapat mengambil keputusan tentang tindakan apa yang dilakukannya, apakah melanjutkan keterlibatan dengan pola yang sudah ada, ataukan melanjutkan dengna pola baru atau malahan menghentikan keterlibatan PO di sebuah perusahaan.
2. Dengan Umpan Balik Konsultan PO dapat menghasilkan identifikasi berbagai implikasi dari temuan-temuan kuisioner
Cara dalam melakukan perolehan umpan balik adalah dengan melakukan survei, survei di dalam umpan balik digunakan untuk mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan sikap para anggota organisasi, termasuk upaya menemukan kesenjangan atau perbedaan persepsi para anggota dan menyelesaikan permasalahan
Langkah-langkah Pelaksanaan Survei dalam perolehan umpan balik :
1. Keterlibatan Manajemen puncak dalam perencanaan dari kuisioner yang akan digunakan dalam survei dimana setiap orang dalam organisasi dapat berperan serta dalam survei yang diselenggarakan atau dapat pula terbatas hanya pada partisipasi para anggota suatu kelompok kerjea tertentu yang terdiri dari seorang manajer dan para karyawan yang menjadi bawahan langsung, biasanya dalam bentuk Kuisioner, dimana langkah-langkah kuisioner tersebut sbb ;
1. Menggali pendapat dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang relevan mengenai perusahaan
2. Mengisi kuisioner, menanyakan persepsi dan sikap karyawan
2. Kuisioner sebagai instrumen survei disebarluaskan oleh konsultan PO kepada semua anggota organisasi, atau dengan kata lain konsultan PO dapat mengumpulkan data dari kuisioner yang ditabulasikan bersama data sejenis dalam bentuk unit tertentu, kemudian dengan data yang diperoleh dari semua responden dalam seluruh organisasi.
3. Pengolahan data dari hasil kuisioner, dan hasilnya diumpan balikkan kepada tim atau satuan-satuan kerja dalam seluruh jajaran organisasi. Biasanya penyebarluasan hasil olahan tersebut dimulai kepada manajemen puncak dan berlanjut sampai semua dalam organisasi menerimanya. “Efek Air Terjun.”
4. Setelah menerima umpan balik dalam bentuk data tersebut, kemudian setiap manajer mengadakan pertemuan dengan para bawahan langsungnya, untuk mendiskusikan substansi umpan balik tersebut
Dikutip dari: TEORI PENGEMBANGAN ORGANISASI: Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA
METODE PENGUMPULAN DATA
Konsultan P.O di dalam mencari metode pengumpulan informasi hendaknya memenuhi persyaratan sbb :
1. Informasi haruslah Valid
2. Informasi hendaknya harus relevan
3. Informasi harus akurat / up to date
4. Informasi hendaknya harus tepat waktu
Secara klasik pengumpulan data terbagi menjadi 4 buah :
1. Daftar pertanyaan / Quisioner
2. Wawancara / Interview
3. Pengamatan langsung
4. Dokumentasi Perusahaan (dokumentasi perusahaan ini hendaknya diteliti lebih cermat, karena dokumen yang di dapat belumnya menjadi data yang siap pakai).
Plus Minus / pro kontra daftar pertanyaan :
Positif :
1.
*
Keanoniman mendorong kejujuran dan keterus terangan
* Data mudah dihitung,
* Memudahkan analisis secara statistik
* Banyak menangani responden
* Sedikit waktu diperlukan untuk administrasi, menyelesaikan dan menyusun hasil
Negatif :
1.
* Mungkin sulit untuk menentukan dengan cermat dan pendapat apa yang dikandung dan atau dimana dikandungnya / BIAS
* Jawaban pilihan yang dilaksanakan yang mungkin tidak mengungkap perasaan dan pendapat sebenarnya / kebohongan dalam menjawab pertanyaan.
*
Sulit untuk mengikuti masalah secara mendalam
* Kaku
Plus Minus / Pro Kontra Wawancara / Interview :
Positif :
1.
* Makin mendalam dan fleksibel
* Interaksi dapat memudahkan pelaksanaan selanjutnya
* Tidak kaku
* Langsung kepada respondennya
Negatif :
1.
* Keanonimannya konfrontatif
*
Diperlukan kepercayaan tinggi untuk keterus terangan
* Bertele – tele
NB : Sifat Persuasif merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mempengaruhi responden
Plus Minus Pengamatan Langsung / Observasi :
Positif :
1.
* Sifat – sifat positif
* Pengukuran cermat dan perilaku kerja di tempat kerja
* Kategori dapat menyoroti masalah perilaku
* Tidak ada waktu yang hilang / oleh pekerja
Negatif ;
1.
* Sifat – sifat negatif sulit menentukan sikap dan perasaan orang dari pengamatan perilaku
*
Masalah perilaku mungkin tidak termasuk dalam kategori dan diabaikan
*
Pengamatan mungkin suatu proses yang panjang
Setelah data dikumpulkan dan menjadi informasi, maka seorang konsultan (konsultan yang ditunjuk suatu badan usaha), akan mengetahui fakta tentang organisasi lebih mendalam.
Selanjutnya konsultan P.O mengambil langkah dalam memperoleh masalah diantaranya :
Peroleh masalah dengan cara klasik :
Seperti : Peta Diagnosis / Apendix
Job It Self
Salary
Parthnership
Procedur & Laws
Working Conditions
JOB SATISFACTION
ORGANISATOR EFFECT
Individual Characteristic
Organisations
H.R.D
Leader ship
Pengelompokkan Masalah :
Dengan memakai model 7S :
STRATEGY
STRUCTURE
SHARED VALUES
SKILLS
STAFFS
SYSTEMS
STYLES
Teori Organisasi Adm Publik – Presentation Transcript
1. PERKEMBANGAN TEORI ORGANISASI
2. A. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik
* Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
* 1. Pentingnya peran manajer
* 2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
* 3. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
* 4. Iklim kondusif
*
Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.
3.
A. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (1)
* 1. Robert Owen (1771 – 1858)
*
- Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.
*
- Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
*
* 2. Charles Babbage (1792 – 1871)
* - Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.
4. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (2)
* 3. Frederick W. Taylor :
* Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi waktu kerja (time & motion studies ). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.
5. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (3)
* 4. Hennry L. Gantt (1861 – 1919) :
* Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
* 1. Kerjasama saling menguntungkan antara
* manajer dan karyawan.
*
2. Mengenal metode seleksi yang tepat.
* 3. Sistem bonus dan instruksi.
* Hennry L. Gantt menolak sistem upah differensial, karena hanya berdampak kecil terhadap motivasi kerja.
6. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (4)
* 5. Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 – 1924 dan 1878 -1972) :
* - Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan.
*
- Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan.
*
- Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan.
7. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (4)
* 6. Herrrington Emerson (1853 – 1931) :
* - Penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah pemborosan dan inefisinesi.
* - Oleh karena itu ia menganjurkan :
* 1. Tujuan jelas 7. Urutan instruksi
* 2. Kegiatan logis 8. Standar kegiatan
* 3. Staf memadai 9. Kondisi standar
* 4. Disiplin kerja 10. Operasi standar
*
5. Balas jasa yang adil 11. Instruksi standar
* 6. Laporan terpecaya 12. Balas jasa insentif
8. B. TEORI ORGANISASI KLASIK HENRY FAYOL (1841-1925) (1)
* Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas :
* 1. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan
* mengorganisirnya.
* 2. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan
* menjual produk.
* 3. Financial ; kegiatan pembelanjaan.
* 4. Security ; kegiatan menjaga keamanan.
* 5. Accountancy ; kegiatan akuntansi
9. B. TEORI ORGANISASI KLASIK HENRY FAYOL (1841-1925) (2)
* 6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen
* yang terdiri atas :
* - Planning ; kegiatan perencanaan
* - Organizing ; kegiatan mengorganisasikan
* - Coordinating ; kegiatan pengkoordinasian
* - Commanding ; kegiatan pengarahan
* - Controlling ; kegiatan pengawasan
10. AZAS-AZAS UMUM HENRY FAYOL (1841-1925)
* - Pembagian kerja
* - Asas wewenang dan tanggungjawab
* - Disiplin
* - Kesatuan perintah
* - Kesatuan arah
* - Asas kepentingan umum
* - Pemberian janji yang wajar
* - Pemusatan wewenang
* - Rantai berkala
* - Asas keteraturan
* - Asas keadilan
* - Kestabilan masa jabatan
* - Inisiatif
* - Asas kesatuan
11. B. TEORI ORGANISASI KLASIK James D. Mooney :
* Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen adalah :
* a. Koordinasi
* b. Prinsip skala
* c. Prinsip fungsional
* d. Prinsip staf
12.
C. Teori Hubungan Antar Manusia (1930 – 1950)
*
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa lebih tinggi.
13. D. Teori Behavioral Science (1)
* 1. Abraham maslow
* Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
* 2. Douglas Mc Gregor
*
Dengan teori X dan teori Y.
* 3. Frederich Herzberg
* Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
* 4. Robert Blake dan Jane Mouton
* Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.
* 5. Rensis Likert
* Mengidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif
* mengenai empat sistem manajemen.
14. D. Teori Behavioral Science (2)
* 6. Fred Fiedler
* Menyarankan pendekatan contingency pada studi
* kepemimpinan.
* 7. Chris Argyris
* Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau
* sistem antar hubungan budaya.
* 8. Edgar Schein
*
Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.
*
Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang, perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.
15. E. Teori Aliran Kuantitatif
* - Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
* - Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah sebagai berikut :
* 1. Merumuskan masalah
* 2. Menyusun model aritmatik
* 3. Mendapatkan penyelesaikan dari model
* 4. Mengkaji model dan hasil model
* 5. Menetapkan pengawasan atas hasil
* 6. Mengadkan implementasi
* - Alat bantu yang sering digunakan dalam metode ini adalah motede statistik dan komputerisasi untuk melihat kemungkinan dan peluang sebagai informasi yang dibutuhkan pihak manajemen.
16. Teori Organisasi Struktural Klasik
* KOMUNIKASI ORGANISASI
17.
ANGGAPAN DASAR (ASUMSI) TEORI KLASIK (1)
*
1. Organisasi ada terutama untuk menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
*
2. Bagi suatu organisasi, ada struktur yang tepat bagi tujuan, lingkungan, teknologi dan partisipannya
*
3. Pekerjaan organisasi paling efektif bila ada tantangan lingkungan dan kepentingan pribadi terhalang oleh norma-norma rasionalitas
* 4. Spesialisasi akan meningkatkan taraf keahlian dan performan individu.
18.
ANGGAPAN DASAR (ASUMSI) TEORI KLASIK (2)
*
5. Koordinasi dan control paling baik melalui praktek otoritas dan aturan-aturan yang tidak bersifat pribadi
*
6. Struktur dapat dirancang secara sistematis dan dapat dilaksanakan
*
7. Masalah-masalah organisasi biasanya merefleksikan struktur yang tidak tepat, dan dapat diselesaikan melalui perancangan dan pengorganisasian kembali ( Bolman, 1988 )
*
Secara bersama-sama Weber dan Taylor menyajikan teori-teori organisasi dan manajemen yang hampir secara khusus membahas anatomi organisasi formal yang dapat disebut sebagai teori-teori struktural klasik.
19. UNSUR KUNCI TEORI ORGANISASI KLASIK
* Ada empat kunci dari teori klasik :
* 1. Pembagian kerja, adalah bagaimana organisasi membagi sejumlah pekerjaan terhadap tenaga kerja yang ada dalam organisasi.
* 2. Hierarki proses fungsional, adalah setiap organisasi terdapat adanya tingkatan karyawan menurut fungsinya atau pekerjaan yang khusus dalam organisasi.
* 3. Struktur, adalah jalinan hubungan dan peranan dalam organisasi. (Lini dan Staf)
* 4. Pengawasan yang ketat, pada organisasi yang tinggi strukturnya menghendaki banyak saluran komunikasi dalam melakukan pengawasan. Sedangkan pada organisasi yang strukturnya mendatar tidak banyak diperlukan saluran komunikasi.
20. KOMUNIKASI – ORGANISASI SOSIAL (Berlo, 1960)
*
Komunikasi berhubungan dengan Organisasi Sosial dengan tiga cara :
* Pertama, sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi. Keseragaman perilaku dan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma dihasilkan lewat komunikasi diantara anggota-anggota kelompok.
* Kedua, bila suatu sistem sosial telah berkembang, ia menentukan komunikasi anggota-anggotanya. Sistem sosial mempengaruhi bagaimana, ke, dan dari siapa, dan dengan pengaruh bagaimana komunikasi terjadi diantara anggota-anggota sistem.
* Ketiga, pengetahuan mengenai suatu sistem sosial dapat membantu kita membuat prediksi yang akurat mengenai orang-orang tanpa mengetahui lebih banyak daripada peranan-peranan yang mereka duduki dalam sistem.
21.
CIRI ORGANISASI FORMAL = BIROKRASI (Max Weber) – 1
*
(1) Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi formal adalah jabatan-jabatan.
*
(2) Tujuan atau rencana organisasi terbagi kedalam tugas-tugas; tugas-tugas organisasi disalurkan di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi
*
(3) Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan. Yakni, satu-satunya saat bahwa seseorang diberi kewenangan untuk melakukan tugas-tugas jabatan adalah ketika ia secara sah menduduki jabatannya.
22.
CIRI ORGANISASI FORMAL = BIROKRASI (Max Weber) -2
*
(4) Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis. Hierarkinya mengambil bentuk umum suatu piramida, yang menunjukkan setiap pegawai bertanggung jawab kepada atasannya atas keputusan-keputusan bawahannya serta keputusan-keputusannya sendiri.
*
(5) Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan dalam organisasi.
*
(6) Proesedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal – yakni, peraturan-peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang. Jabatan diharapkan memiliki orientasi yang impersonal dalam hubungan mereka dengan langganan dan pejabat lainnya.
23.
CIRI ORGANISASI FORMAL = BIROKRASI (Max Weber) – 3
* (7) Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi.
*
(8) Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.
*
(9) Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.
*
(10) Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.
24.
KOMUNIKASI JABATAN DAN HUBUNGAN INFORMAL (1)
*
Ciri-ciri suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut komunikasi jabatan ( positional communication ) (Redfield, 1953)
*
Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan antara orang-orang, dan keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan jabatan
*
Mereka yang menduduki jabatan diharuskan berkomunikasi dengan cara yang sesuai dengan jabatan mereka
*
Sekalipun demikian, dalam praktek komunikasi jabatan ini membingungkan, karena tidak semua jabatan dan interaksi secara saksama sesuai dengan diagram jabatan
25.
KOMUNIKASI JABATAN DAN HUBUNGAN INFORMAL (2)
*
Meskipun analisis Weber tentang teori organisasi dapat menguraikan banyak organisasi yang beroperasi dewasa ini, sejumlah pemikiran dan teori lain memberikan sumbangan untuk memahami cara kerja organisasi, dan khususnya, komunikasi organisasi
*
Terdapat dua jenis teori lagi, disamping teori komunikasi, yang memberikan pandangan yang berguna, yakni teori manajemen dan teori organisasi
*
Terkadang para penulis membuat sedikit perbedaan antara teori pengelolaan (managing ) dan teori pengorganisasian (organizing) karena kedua teori itu sering sangat mirip, tetapi terkadang berbeda.
26.
ORGANISASI SWASTA: Suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen
27.
Perbedaan Sifat & Karakteristik Organisasi S e ktor Publik & S e ktor Swasta Accrual Accounting Cash Accounting Sistem Akuntansi 6 Tertutup untuk publik Terbuka untuk publik Karakteristik Anggaran 5 Fleksibel: datar, piramid, lintas fungsional, dsb. Birokratis, kaku & hierarkis Struktur organisasi 4 Kepada pemegang saham & kreditur Kepada masyarakat (publik) & parlemen (DPR/DPRD) Pertanggungjawaban 3 Pembiayaan Intern (modal sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva) dan pembiayaan Ekstern (utang Bank, utang obligasi, dll) Pajak, retribusi, utang, utang obligasi pemerintah, laba BUMN/ BUMD, penjualan aset negara Sumber Pendanaan 2 Profit motive Non profit motive Tujuan Organisasi 1 Sektor Swasta Sektor Publik Tinjauan No.
28. Persamaan Organisasi Swasta & Sektor Publik
*
Merupakan bagian yang integral dari sistem ekonomi suatu negara
*
Menggunakan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan
*
Menghadapi masalah kelangkaan sumber daya sehingga dituntut untuk menggunakan sumber daya secara ekonomis, efisien, & efektif ( Value for Money Concept)
* Membutuhkan informasi yang handal & relevan untuk melaksanakan fungsi manajemen
*
Pada beberapa hal, menghasilkan produk yang sama (misal: pendidikan, kesehatan, transportasi massa)
29. LINGKUNGAN ORGANISASI
* Lingkungan umum : mencakup kondisi yang mungkin mempunyai dampak terhadap organisasi namun relevansinya tidak sedemikian jelas.
* Lingkungan khusus: bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan bagi organisasi dalam mencapai tujuannya. Menjadi perhatian manajemen karena terdiri dari konstituensi kritis ( + or -)
* Lingkungan khusus tiap organisasi berbeda tergantng pada domain yang dipilihnya.
30. (lanjutan) Lingkungan organisasi
* Domain : pilihan yg dibuat organisasi bagi dirinya sendiri yang menyangkut rangkaian produk atau jasa yang ditawarkan dan pasar yang dilayaninya. (niche org)
*
Konsep domain penting krn menentukan titik ketergantungan organisasi pada lingkungan khususnya.
*
Lingkungan aktual dan lingkungan yang dipersepsikan
* Ketidakpastian lingkungan : statis dan dinamis
31. Struktur mekanis dan organis : (Burns and Stalker) desentralisasi sentralisasi KONTROL keahlian wewenang PENGARUH rendah tinggi FORMALISASI lateral vertikal KOMUNIKASI fleksibel kaku DEFINISI TUGAS organis mekanis KARAKTERISTIK
32. Fred Emery dan Eric Trist : 4 macam lingkungan organisasi
* Lingkungan placid randomized : permintaan didistribusikan secara acak, perubahan lamban, perubahan dapat diramalkan,ancaman paling sedikit.
* Lingkungan placid-clustered : perubahan lamban, ancaman thd organisasi lebih bersifat kelompok. Misalnya pemasok masukan dan distributor keluaran membentuk koalisi/aliansi.
33.
Fred Emery dan Eric Trist : 4 macam lingkungan organisasi (lanjutan)
* Lingkungan disturbed-reactive : terdapat banyak pesaing yang mencari tujuan yang sama. Organisasi mengembangkan serangkaian inisiatif taktis, memperhitungkan reaksi pesaing, menyusun strategi tindakan balik. Persaingan ini membutuhkan fleksibilitas dan strukturnya cenderung terdesentralisasi.
34.
Fred Emery dan Eric Trist : 4 macam lingkungan organisasi (lanjutan)
*
Lingkungan turbulent-field : paling dinamis, ketidakpastian paling besar, perubahan selalu terjadi dan elemen dlm lingkungan semakin saling berhubungan ( multiplier effect )
35. Paul Lawrence dan Jay Lorsch
* Perusahaan yang lebih berhasil pada masing-masing industri akan mempunyai penyesuaian yang lebih baik daripada yang kurang berhasil
* Lingkungan eksternal : tingkat perubahan dalam lingkungan dari waktu ke waktu, kejelasan informasi yang dipegang manajemen, waktu yang dibutuhkan unutuk mendapatkan umpan balikdari lingkungan thd aktivitas yang dilakukan organisasi.
*
Lingkungan internal : dimensi diferensiasi dan integrasi
36.
* BEBERAPA PERMASALAHAN YANG DIHADAPI ORGANISASI
37. PENDAHULUAN
* Pada dasarnya keberhasilan organisasi untuk menentukan ukuran kinerja yang tepat dan bagaimana menggunakan hasil pengukuran kinerja tersebut akan berdampak pada kinerja organisasi secara keseluruhan.
* Peningkatan kinerja organisasi ini pada akhirnya ditujukan agar organisasi mencapai suatu keunggulan ( excellence ) dalam mengelola ekspektasi pasar.
* Pencapaian suatu tingkat kinerja yang baik dapat terlihat dari keberhasilan organisasi tersebut mencapai visi dan misi organisasi melalui keberhasilan implementasi strateginya.
38. PERMASALAHAN DALAM PERENCANAAN STRATEGI (1)
*
o Perencanaan strategis tidak dijadikan sebagai suatu proses yang berkelanjutan
o Visi dan missi organisasi sulit dimengerti, kabur makna dan tidak coba dijabarkan kedalam berbagai langkah nyata yang terlihat keterhubungannya
o Strategi tidak diformulasikan dengan baik
o
Strategi tidak terhubung dengan sasaran-sasaran ( goals ) departemen, tim, dan individu
o
Strategi tidak terhubung dengan alokasi sumber daya organisasi
o
Tujuan-tujuan strategis organisasi tidak terlihat keterhubungannya dengan strategy organisasi
39. PERMASALAHAN DALAM PERENCANAAN STRATEGI (2)
*
o Tujuan-tujuan strategis organisasi tersebar dan tidak terlihat keterhubungannya ( cause and effect relationship ) antara satu dengan yang lainnya
o Tidak terdapat ukuran keberhasilan pencapaian tujuan strategis organisasi yang tepat
o
Organisasi tidak menetapkan target keberhasilan suatu tujuan satrategis organisasi
o
Umpan balik (feed back ) yang diperoleh organisasi bersifat taktis umpan-balik bukan strategis
40. PERMASALAHAN DARI SEGI KEPEMIMPINAN
*
Pimpinan tidak dapat mengarahkan dan menjelaskan dengan mudah dan ringkas visi, misi dan strategi organisasi
*
P ara pimpinan tidak menyediakan waktu yang cukup untuk mengevaluasi pencapaian visi dan missi organisasi dan keberhasilan implementasi strategi organisasi
* Visi , misi dan strategi organisasi tidak dimengerti oleh seluruh bagian organisasi
* Tidak terciptanya budaya tumbuh kembang kepemimpinan dalam diri setiap orang dalam organisasi untuk secara sadar mencapai keberhasilan visi dan missi organisasi
41. PERMASALAHAN DARI SEGI PELANGGAN
*
o
Organisasi kesulitan untuk membangun loyalitas pelanggan
o
Organisasi tidak secara jelas memahami espektasi pelanggan atau tidak bisa menentukan secara jelas value proposition yang diharapkan oleh para pelanggannya
o Kesalahan melakukan segmentasi pelanggan
o Pelanggan diperlakukan sebagai pihak yang membutuhkan bukan sebaliknya
o Pelanggan sering diasumsikan akan datang dan dapat dipertahankan dengan sendirinya tanpa perlu melakukan proses pemasaran yang baik
o Organisasi yang melakukan penjualan barang bukan penyedia layanan atau jasa
42.
PERMASALAHAN DARI SEGI PROSES BISNIS INTERNAL
*
o Sulitnya melakukan efisiensi operasional organisasi
o Proses pemberian layanan tidak atau kurang responsif
o Layanan yang ada tidak pas dengan ekspektasi pasar atau value proposition yang diharapkan oleh para pelanggannya
o Suatu jenis dan kualitas suatu proses layanan diperuntukkan bagi seluruh segmen pasar yang jelas mempunyai harapan yang berbeda-beda
o
Hasil dari internal proses organisasi tidak dapat memberikan masukan strategis ( strategic feedback ) bagi peningkatan kinerja organisasi
43. PERMASALAHAN DARI SEGI PROSES PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN ORGANISASI
*
o Sulitnya meningkatkan dan memobilisasi pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki untuk peningkatan kinerja organisasi,
o Tidak terbangunnya budaya pelayanan prima ( service excellence ) sebagai budaya peningkatan kinerja organisasi
o Sumberdaya manusia yang ada bekerja tanpa mengetahui keterhubungannya dengan kinerja organisasi
o Sumberdaya manusia yang ada sangat jarang atau hampir tidak pernah memberikan masukan strategis ( strategic feedback ) bagi pengembangan kinerja organisasi
o Sumberdaya manusia yang ada tidak pernah ikut dalam evalusasi pencapaian kinerja organisasi,
o Kurangnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk peningkatan kinerja organisasi
44. PERMASALAHAN DARI SEGI PENGUKURAN KINERJA (performance measurement)
*
Organisasi belum mempunyai ukuran-ukuran kinerja di luar ukuran kinerja keuangan
*
Or ganisasi mengalami kesulitan menentukan ukuran-ukuran kinerja yang akan digunakan
*
Or ganisasi tidak mempunyai suatu kerangka kerja penyusunan dan evaluasi pengukuran kinerja organisasi
*
Uku ran kinerja yang sudah digunakan sering kali bersifat ukuran kinerja keuangan dan ukuran kinerja yang bersifat operasional dan berdimensi jangka pendek, bukan ukuran kinerja strategis dan menunjang keberhasilan organisasi di masa depan
*
Or ganisasi seringkali merasa puas dengan sistem pengukuran kinerja yang telah dimiliki tanpa secara berkelanjutan mengevaluasi keberadaan, ketepatan dan keakuratan pengukuran kinerjanya
* Pe ngukuran kinerja yang sudah dimiliki belum mampu mengintegrasikan dan meningkatkan kinerja organisasi
45.
* KEPEMIMPINAN DALAM DINAMIKA ORGANISASI
46. KEPEMIMPINAN
* Definisi : Proses mempengaruhi (influencing) atau membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah guna mencapai tujuan atau sasaran bersama.
47. Ketrampilan manajerial Conceptual skills Human skill Technical skills Lower Middle Top
48. Tantangan manajer:
* harus memiliki visi yang jelas
*
harus memiliki etika & tanggung jawab sosial
*
harus memiliki kepekaan untuk menanggapi keaneka ragaman
49. V I S I
* Sebuah pandangan masa depan yang realistis, menarik, dapat dipercaya bagi organisasi, suatu keadaan yang lebih baik dalam arti tertentu dari pada keadaan sekarang.
50. KARAKTERISTIK VISI :
* Ringkas
* Jelas
* Abstraksi
* Tantangan
* Orientasi masa depan
* Disukai
* Mudah di komunikasikan
* Bisa di bayangkan
* Dapat dilaksanakan
* Terfokus
* Fleksibel
* Menarik
51. FORMULASI VISI :
* Menghimpun informasi
* Memproses informasi
* Mengonseptualisasi informasi
* Mengevaluasi Visi
* Sintesa
* Foresight
* Hindsight
* Worldview
* Depth perseption
* Peripherel vision
* A process of revision
52. Pemimpin yg Efektif :
* Pemimpin yang mampu meyakinkan pengikutnya bahwa kepentingan pribadi mereka menjadi bagian dari kepentingan organisasi, shg pengikut scr sukarela menjalankan seperti apa yang dikehendaki pemimpinnya dan organisasinya.
53.
* Kategori
* Hub.Pemimpin-Angg.
* Struktur Tugas
* Kekuasaan Posisi
Gambar 1. Pengaruh faktor-faktor situasional dalam mendorong kinerja karyawan (Model Fiedler) Lemah Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat Rendah Remdah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Baik Baik Baik 8 7 6 5 4 3 2 1 kinerja baik mendukung sedang Tidak mendukung buruk Berorientasi tugas Berorientasi Hubungan
1. delegasi partisipasi konsultasi instruksi rendah Perilaku tugas Perilaku hubungan Tinggi tinggi rendah Dewasa Kesiapan Pengikut Model kepemimpinan Situasional Hersey & Blanchard tinggi rendah Tugas tinggi dan hubungan rendah Hubungan rendah dan tugas rendah Tugas tinggi dan hubungan tinggi Tinggi dan tugas rendah R1 Tidak mampu dan tidak mau R2 Tidak mampu tapi mau R 3 Mampu tapi tidak mau R4 Mampu dan mau